Pascareformasi 1998, Indonesia kini berada pada masa transisi. Mencermati carut marutnya penegakan hukum masa lalu dan didorong niat untuk memberikan alternatif dalam memikirkan secara komperhensif jaklan keluar dari keterpurukan Indonesia sekarang ini, Satjipto Raharjo (2004) secara lebih ekstrim (bahkan hal ini telah dirintisnya melalui
Jakarta - Hari itu jam telah menunjukkan pukul WIB. Kami sekelompok mahasiswa berkumpul di sebuah rumah di Jalan Kaliurang Yogyakarta. Setelah semuanya berberes kami mulai duduk melingkar di atas tikar lusuh dan mulai "ngompol" ngomong politik.Kami mulai dengan menginventarisir permasalahan-permasalahan "bangsa" sebagaimana kami pahami. Selanjutnya kami mulai memilah-milah persoalan dan mengelompokkan berdasarkan besar-kecil efek yang ditimbulkan. Setelah semuanya relatif bagus kami kemudian merancang kegiatan dan aksi yang kemudian kami namakan Gerakan atas adalah ilustrasi singkat yang pernah kami alami dua belas tahun yang lalu. Keadaan kini sebenaranya lebih parah dari tahun 1998. Memang banyak ahli ekonomi mengatakan sekarang ini ekonomi Indonesia sedang dalam peak. Tetapi,fakta tidaklah demikian. Infrastruktur kita relatif tidak ada perkembangan yang signifikan. Geliat ekonomi hanya di tingkat ekonomi subsistansi, dan kita belum menemukan the real economi. Sementara itu elite di negeri ini seperti berjalan di dalam dunianya sendiri dengan mengenakan kaca mata kuda. Kalau kita kembali pada gerakan Reformasi 1998 tuntutan demi tuntutan kami tulis dalam kertas buram yang intinya adalah menuntut agar Presiden Soeharto segera lengser dari pemerintahan karena dinilai tidak peka lagi dengan AmanatPenderitaan Rakyat, melakukan amandemen UUD 1945 karena dinilai telah disalahgunakan oleh rezim ,dan terlalu simple untuk sebuah negara sebesar Indonesia, menghapus fungsi politik ABRI yang terkenal dengan Dwi Fungsi ABRI, melaksanakan otonomi daerah yang seluas-luasnya karena dinilai pemerintahan saat itu terlalu sentralistik, menegakkan supremasi hukum dan bebaskan pemerintahan dari dari semua itu, gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 merupakan suatu gerakan yang bertujuan untuk melakukan perubahan dan pembaruan. Terutama perbaikan tatanan perikehidupan dalam bidang politik,ekonomi, hukum, dan sosial. Dengan demikian, gerakan reformasi telah memiliki formulasi atau gagasan tentang tatanan perikehidupan baru menuju terwujudnya Indonesia pokok yang mendorong atau menyebabkan lahirnya gerakan reformasi adalah kesulitan warga masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok. Harga-harga sembilan bahan pokok sembako, seperti beras, terigu, minyak goreng, minyaktanah, gula, susu, telur, ikan kering, dan garam mengalami kenaikan yang tinggi. Bahkan, warga masyarakat harus antri untuk membeli sembako lain sisi, situasi politik dan kondisi ekonomi Indonesia semakin tidak menentu dan tidak terkendali. Harapan masyarakat akan perbaikan politik dan ekonomi semakin jauh dari kenyataan. Keadaan itu menyebabkan masyarakatIndonesia semakin kritis dan tidak percaya terhadap pemerintahan Orde Baru. Tetapi, baiklah kalau kita sedikit meluruskan cita-cita reformasi yang merupakan gerakan moral untuk menjawab ketidakpuasan dan keprihatinan atas kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan sosialReformasi bertujuan untuk menata kembali kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dengan demikian, hakikat gerakan reformasi bukan untuk menjatuhkan pemerintahan ordebaru, apalagi untuk menurunkan Suharto dari kursi karena pemerintahan orde baru pimpinan Suharto dipandang sudah tidak mampu mengatasi persoalan bangsa dan negara, maka Suharto diminta untuk mengundurkan secara legawa dan ikhlas demi perbaikan kehidupan bangsa dan negaraIndonesia di masa yang akan apa yang terjadi sekarang ini; apa yang kita tonton setiap hari benar-benar jauh dari cita-cita reformasi. Apa untungnya kita melengserkan Soeharto? Kita belum menemukan pemimpin yang lebih baik. Kalau Soeharto dinilaiKKN apakah pemimpin-pemimpin kita sekarang ini lebih bersih dari Soeharto?Kita harus jujur menjawabnya. Apa pula untungnya kita mengamandemen UUD 1945 yang pada akhirnya konstitusi kita kehilangan roh perjuangan dan cita-cita kebangsaan. Demikian pula apa untungnya kita menghapus Dwi Fungsi ABRI? Apakah pemimpin sipil sudah terbukti lebih baik? Apakah negara tidak jatuh pada kooptasi partai dan golongan tertentu. Seperti lahirnya perda-perda syariah yang akhir-akhirnya banyak bermasalah?TNI dan Polri tetap kita butuhkan untuk mengawal perjalanan bangsa yang majemuk ini. Demikian juga dengan otonomi daerah yang kita buka seluas-luasnya, adakah untungnya?Otonomi daerah yang dimaksudkan untuk akselerasi pembangunan ternyata hanya melahirkan "raja-raja kecil" yang justru menghambat pembangunan nasional. Demikian pula dengan ditegakkannya supremasi hukum dan pemerintahan yang bebas KKN. Sekarang ini menjadi pertanyaan maha begitu banyak kelompok masyarakat yang bermain hakim sendiri dan bertindak layaknya polisi; demikian juga kita bisa menyaksikan penyuapan masih saja terjadi dan hukuman yang diberikan kepada para koruptor masih sangat lemah dan yang paling mengerikan adalah para punggawa hukum pun terlibat dan menjadi pemain utama dalam mafia hukum. Sungguh mengerikan!Memang, semua agenda reformasi tidak mungkin dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan dan dalam waktu yang singkat. Agar agenda reformasi dapat dilaksanakan dan berhasil dengan baik maka diperlukan strategi yang tepat, seperti1. Menetapkan prioritas, yaitu menentukan aspek mana yang harus direformasi lebih dahulu dan aspek mana yang direformasi Melaksanakan kontrol agar pelaksanaan reformasi dapat mencapai tujuan dan sasaran secara yang tidak terkontrol akan kehilangan arah, dan bahkan cenderung menyimpang dari norma-norma hukum. Dengan demikian, cita-cita reformasi yang telah banyak sekali menimbulkan korban baik jiwa maupun harta akan gagal. Mari,sekalian aktifis yang masih memiliki nurani untuk bangsa ini, teruslah berjuang untuk tegaknya reformasi yang sesungguhnya. Kalau memang, apa yang sekarang ini kita jalankan salah mari dengan rendah hati kita koreksi kembali demi kejayaan bangsa Indonesia SuponoPeneliti Sosial Politik Pada Yayasan Cinta Indonesiayoestas msh/msh Barulahpada 508 SM, penduduk Athena di Yunani membentuk sistem pemerintahan yang merupakan cikal bakal dari demokrasi modern. Yunani kala itu terdiri dari 1,500 negara kota (poleis) yang kecil dan independen.Negara kota tersebut memiliki sistem pemerintahan yang berbeda-beda, ada yang oligarki, monarki, tirani dan juga demokrasi. Diantaranya terdapatJakarta - Hari ini, 12 Mei, 23 tahun lalu tragedi Trisakti menjadi salah satu pencetus gerakan reformasi yang dimotori mahasiswa makin masif. Krisis moneter 1998 yang melanda dunia saat itu pun membawa dampak besar bagi Indonesia. Diawali dengan menurunnya nilai tukar mata uang rupiah yang merosot, sektor lain pun juga mulai berdampak. Sektor ekonomi dan perbankan membuat pasar modal dan pasar uang tersungkur, akibatnya sejumlah bank di Indonesia mengalami bangkrut akibat tingginya suku 1998 juga menyebabkan harga jual barang naik gila-gilaan, kondisi tersebut diperparah dengan bangkrutnya sejumlah perusahaan berskala besar dan kecil, tercatat sebanyak 70 persen mengalami kebangkrutan di pasar modal akibat krisis moneter 1998 20 juta orang menjadi pengangguran karena pelaku industri terpaksa melakukan PHK, Meledaknya jumlah pengangguran akibat PHK, dan mahalnya harga barang akibat mata uang rupiah yang anjlok menyebabkan daya beli masyarakat menurun, hal ini membawa dampak terhadap pendapatan per kapita tahun 1998 buncit menjadi 610 dolar AS. Meningkatkannya jumlah pengangguran secara massal ini memicu kesenjangan sosial sehingga terjadilah tragedi penjarahan serta isu rasisme. Selain dari sektor ekonomi, krisis moneter 1998 juga menyebabkan kekisruhan yang berujung dilengserkannya Presiden moneter bermula pada pertengahan Juli 1997 akibat mata uang rupiah yang melemah, bahkan memasuki 1998, rupiah tak berdaya dan tersungkur di angka per satu dolar AS, dan merupakan nilai mata uang rupiah paling rendah sepanjang sejarah perekonomian Indonesia. Berikut ini merupakan dampak krisis moneter yang terjadi di Indonesia, dirangkum dari berbagai sumber1. Kredit macet bank-bank Indonesia dan perusahaan kolapsBanyak perusahaan yang gagal membayar utang mereka lantaran nilai rupiah yang melemah, akibatnya bank-bank di Indonesia mengalami kredit macet. Banyak bank yang terpengaruh akibat kredit macet dan tidak sedikit pula yang mengalami kerugian. Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah memutuskan untuk menggabungkan beberapa bank demi keselamatan ekonomi rupiah yang melemah, perusahaan yang tidak bisa membayar hutang akhirnya kolaps, terutama perusahaan yang menggunakan bahan baku impor. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang tinggi menyebabkan perusahaan-perusahaan harus mengeluarkan modal lebih banyak, terlebih mereka harus menggunakan dolar AS untuk bertransaksi. Sementara modal dari bank mengalami kredit macet, pada akhirnya perusahaan-perusahaan ini tidak dapat berproduksi karena bahan baku tidak dapat. Tidak ada produksi sama artinya tidak ada pemasukan, itulah sebabnya perusahaan tidak dapat membayar hutang dan berakhir tidak hanya sampai di situ, karena bangkrut perusahaan-perusahaan tersebut terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK skala besar-besaran. Pengangguran di mana-mana dan angka kemiskinan meroket Hilangnya kepercayaan investor asingUntuk mengatasi krisis moneter, Pemerintah membuka pintu keran untuk investor asing yang ingin berinvestasi di perusahaan-perusahaan Indonesia. Pemerintah mencoba melepas nilai tukar mata uang rupiah saat itu sesuai dengan harga pasar dan diharapkan dapat memperbaiki nilai tukar rupiah. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, nilai kurs rupiah malah semakin meningkat dan mengkhawatirkan. Kondisi tersebut mempengaruhi kepercayaan binvestor asing yang berinvestasi di Indonesia. Investor asing tersebut berbondong-bondong meninggalkan Indonesia, akibatnya banyak perusahaan yang bangkrut karena kehilangan sumber modal dari investor Harga bahan pokok naik dan demi skala besarIklan Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang tinggi mencapai menyebabkan harga bahan pokok melonjak tajam, kondisi ini semakin memperkeruh keadaan setelah terjadinya PHK besar-besaran dan pengangguran bertebaran di mana-mana. Masyarakat yang tidak mampu membeli bahan pokok merasa marah dan akhirnya memicu kericuhan dan demo yang terjadi di skala besar terjadi di hampir seluruh Indonesia, sebagian besar diprakarsai oleh mahasiswa yang menuntut reformasi, penurunan Soeharto dari jabatan kepresidenan. Demo yang awalnya berjalan tertib, kemudian terjadi bentrok antara mahasiswa dengan aparat keamanan. Demo tersebut berlangsung cukup lama, dari pertengahan hingga menjelang akhir tahun 1998. Kerusuhan demo yang disebabkan oleh bentrokan antara mahasiswa dengan aparat tersebut menyebabkan 4 orang mahasiswa Trisakti kehilangan Penjarahan dan rasismeKemarahan masyarakat dilampiaskan kepada etnis Tionghoa, kecemburuan sosial membangkitkan isu rasisme yang muncul secara tiba-tiba. Masyarakat melakukan penjarahan terhadap toko-toko Cina, melakukan penyerangan secara bergerombol dan melakukan pelanggaran HAM berat. Penjarahan dan penyerangan terhadap etnis Tionghoa ini terjadi di berbagai kota di Indonesia. Aparat tidak berdaya membendung peristiwa tersebut, rakyat Indonesia pun sudah tidak lagi mempercayai pemerintah dan menuntut terjadinya Berakhirnya Orde BaruSoeharto akhirnya mundur dari jabatan kepresidenan yang dipangkunya selama 32 tahun, dengan begitu berakhir era Orde Baru. Alasan utama Soeharto akhirnya mundur yakni tuntutan rakyat yang mengharap reformasi di segala bidang, serta permintaan pergantian kepemimpinan nasional.“Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, kamis 21 Mei 1998,” ujar Soeharto, disadur dari buku Detik-detik yang Menentukan, Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, terbit 2006 karya Bacharuddin Jusuf Habibie. Era reformasi pun KHOIRUL MUHID Baca 23 Tahun Reformasi 4 Penyebab Utama Krisis Moneter 1998, Nilai Mata Uang Anjlok.